Tanggal: 08 Sep 2025
Kategori: Monitoring
Post dari: Admin
Pantau SID β Pemantauan terbaru melalui Analitik & Benchmarking SID menunjukkan gambaran menarik tentang tingkat adopsi dan performa digital desa-desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Data ini menjadi tolok ukur penting dalam menilai kesiapan desa menghadapi era transformasi digital, sekaligus mengidentifikasi kesenjangan yang masih perlu mendapat perhatian.
Dari total 804 desa di NTB, tercatat 460 desa sudah online, sementara 344 desa masih offline. Kabupaten dengan jumlah desa online tertinggi adalah Lombok Timur dengan 194 desa, disusul Sumbawa dengan 101 desa. Sebaliknya, Kabupaten Bima masih menyisakan angka desa offline yang cukup tinggi, yakni 111 desa dari total 143. Fakta ini menandakan bahwa meski capaian digitalisasi terus meningkat, masih ada wilayah yang memerlukan dukungan infrastruktur dan pendampingan lebih serius.
Statistik kunjungan web harian yang terekam menunjukkan antusiasme publik terhadap layanan digital desa. Hal ini sejalan dengan tren masyarakat yang semakin terbiasa mengakses informasi pemerintahan secara daring.
Keragaman versi SID yang digunakan menggambarkan dinamika pemutakhiran sistem. Beberapa desa sudah mengadopsi versi paling mutakhir, sementara desa lain masih menggunakan versi lama. Faktor teknis, pendampingan, dan kesiapan sumber daya manusia desa diduga menjadi penentu variasi ini.
Status aktif desa dalam pengelolaan SID juga menjadi perhatian. Penggunaan Tanda Tangan Elektronik (TTE) mulai menunjukkan tren positif, menjadi sinyal awal menuju tata kelola administrasi desa yang lebih modern, cepat, dan akuntabel.
Terdapat 10 desa unggulan yang menjadi pionir dalam adopsi SID versi terbaru. Desa Pematung (Lombok Timur) berhasil menempati posisi pertama dengan versi βTerbaruβ. Desa-desa lain seperti Setanggor Selatan dan Keroya di Lombok Timur, hingga Kalimantong (Sumbawa Barat) dan Sebewe (Sumbawa), juga tercatat menggunakan versi premium mutakhir. Ini menunjukkan konsistensi daerah dalam mendorong digitalisasi layanan desa.
Menariknya, dalam kategori performa digital, terdapat enam desa yang meraih skor sempurna 100. Mereka adalah Kalimantong (Sumbawa Barat), Mumbu (Dompu), Aik Prapa (Lombok Timur), Rarang Selatan (Lombok Timur), Maria (Bima), dan Kolo (Kota Bima). Desa-desa ini dapat disebut sebagai role model transformasi digital di NTB.
Secara keseluruhan, NTB menunjukkan progres positif dalam digitalisasi desa melalui SID. Namun, kesenjangan antara desa online dan offline masih cukup signifikan, khususnya di Bima dan Dompu. Hal ini mengindikasikan perlunya strategi akselerasi, baik berupa peningkatan infrastruktur internet, penguatan kapasitas aparatur desa, maupun kolaborasi multipihak untuk percepatan digitalisasi.
SID bukan sekadar aplikasi, melainkan instrumen menuju desa cerdas, transparan, dan berdaya saing. Dengan benchmarking ini, setiap kabupaten dapat bercermin, membandingkan, dan berlomba meningkatkan performa digitalnya demi mewujudkan NTB sebagai provinsi pionir dalam transformasi desa berbasis data dan teknologi.