Laporan ini menyatukan hasil pemantauan situs desa, analitik & benchmarking Sistem Informasi Desa (SID), serta statistik versi, tema, dan fitur OpenSID di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Data diperoleh dari platform Pantau Desa Smart.
Ringkasan Eksekutif
- Dari 858 situs desa terdaftar, 515 (60%) tercatat online dan 343 (40%) tercatat offline.
- Provinsi menunjukkan kemajuan, namun belum merata: Sumbawa Barat, Lombok Timur, dan Kota Bima menjadi contoh keberhasilan, sedangkan Dompu, Lombok Barat, dan Bima masih tertinggal.
- Sebagian besar desa masih menggunakan versi OpenSID lama dan tema default. Adopsi fitur premium dan TTE masih rendah.
1. Kondisi Situs Desa (Online vs Offline)
Perbandingan status situs desa per kabupaten/kota di NTB:
| Kabupaten / Kota | Online | Offline | Total | Persentase Online |
|---|---|---|---|---|
| Lombok Timur | 196 | 58 | 254 | 77.2% |
| Sumbawa | 101 | 64 | 165 | 61.2% |
| Sumbawa Barat | 69 | 4 | 73 | 94.5% |
| Lombok Tengah | 34 | 25 | 59 | 57.6% |
| Bima | 32 | 111 | 143 | 22.4% |
| Kota Bima | 30 | 2 | 32 | 93.8% |
| Lombok Utara | 21 | 0 | 21 | 100.0% |
| Lombok Barat | 19 | 46 | 65 | 29.2% |
| Dompu | 6 | 33 | 39 | 15.4% |
| Kota Mataram | 7 | 0 | 7 | 100.0% |
| TOTAL NTB | 515 | 343 | 858 | 60% |
Catatan: Angka online/offline diambil dari pengecekan terakhir. Kondisi dapat berubah bila dilakukan update atau perbaikan hosting/domain.
2. Analitik & Benchmarking SID
Aspek yang diulas: distribusi versi OpenSID, distribusi tema, penggunaan TTE, serta daftar desa dengan versi & performa tertinggi.
a. Distribusi Versi OpenSID
Sebagian besar desa masih menggunakan versi 2509.0.0 dan 2510.0.0. Versi terbaru 2511.0.0 baru dipakai oleh sebagian kecil desa (contoh: beberapa desa di Sumbawa & Sumbawa Barat).
Rekomendasi: Program pembaruan terpusat dan automasi update akan mempercepat adopsi versi terbaru di banyak desa.
b. Distribusi Tema
Tema default (Default v16.4 / v19.4) masih mendominasi. Tema modern seperti Esensi dan DeNava, Silir, Pusako dll. mulai terlihat di daerah yang lebih aktif melakukan update.
c. Penggunaan Fitur (Premium vs Umum)
Analisis menunjukkan kurang lebih 30% desa memakai fitur premium (termasuk TTE dan modul layanan digital), sementara sisanya masih bergantung pada fitur umum. Adopsi TTE masih rendah.
d. Benchmark: Desa dengan Versi & Performa Tertinggi
Berikut daftar desa yang patut dijadikan contoh karena menerapkan versi terbaru dan mempertahankan situs online:
10 Desa dengan Versi SID Tertinggi
- Semamung (Moyo Hulu, Sumbawa) β 2511.0.0
- Sebewe (Moyo Utara, Sumbawa) β 2511.0.0
- Naru Barat (Sape, Bima) β 2511.0.0
- Poto (Moyo Hilir, Sumbawa) β 2511.0.0
- Kalimantong (Brang Ene, Sumbawa Barat) β 2511.0.0
- Manemeng (Brang Ene, Sumbawa Barat) β 2511.0.0
- Brang Kolong (Plampang, Sumbawa) β 2511.0.0
- Lito (Moyo Hulu, Sumbawa) β 2511.0.0
- Moyo Mekar (Moyo Hilir, Sumbawa) β 2511.0.0
- Berang Rea (Moyo Hulu, Sumbawa) β 2511.0.0
10 Desa dengan Skor Performa Tertinggi
- Baru Tahan (Moyo Utara, Sumbawa) β Skor 90
- Kalimantong (Brang Ene, Sumbawa Barat) β Skor 90
- Manemeng (Brang Ene, Sumbawa Barat) β Skor 90
- Mungkin (Orong Telu, Sumbawa) β Skor 90
- Senawang (Orong Telu, Sumbawa) β Skor 90
- Brang Kolong (Plampang, Sumbawa) β Skor 90
- UPT. Prode SP III (Plampang, Sumbawa) β Skor 90
- Lamenta (Empang, Sumbawa) β Skor 90
- Jaya Makmur (Labangka, Sumbawa) β Skor 90
- Kukin (Moyo Utara, Sumbawa) β Skor 90
3. Analisis Visual: Versi, Tema, & Fitur
Grafik asli tersedia di Statistik Versi, Tema & Fitur. Gambar grafik berikut :
Foto Doc. Pantau SID.
4. Tantangan Utama
- Keterbatasan SDM operator desa untuk pemeliharaan dan pembaruan OpenSID.
- Kebutuhan pendampingan teknis yang berkelanjutan dan program pelatihan praktik.
- Keterbatasan anggaran operasional untuk hosting/domain dan fitur premium.
- Belum meratanya implementasi TTE dan layanan paperless.
5. Rekomendasi Strategis
- Pembaruan Sistem Terpusat: Pemerintah kabupaten/kota dapat menyediakan mekanisme update terpusat atau bantuan teknis sehingga desa lebih cepat mengadopsi versi terbaru.
- Program Pelatihan: Modul pelatihan singkat (hands-on) untuk operator desa tentang update OpenSID, backup, keamanan, dan penggunaan TTE.
- Dukungan Hosting Bersama: Model hosting terpusat/berbasis koperasi antar-desa untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan ketersediaan situs.
- Penerapan TTE Bertahap: Pilot project TTE di kabupaten yang siap untuk menjadi contoh implementasi paperless administration.
- Monitoring Berkala: Dashboard monitoring berkala yang mengirimkan notifikasi ketika situs offline atau membutuhkan update.
6. Analisis Penduduk Miskin Ekstrem NTB 2025
Berdasarkan data Pantau Desa Smart, tahun 2025 tercatat sebanyak 106 desa dan kelurahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk dalam kategori miskin ekstrem. Data ini menggambarkan potret kerentanan sosial yang masih cukup tinggi di beberapa wilayah, terutama di wilayah pedesaan dan pesisir.
a. Sebaran Wilayah
Desa-desa dengan tingkat kemiskinan ekstrem tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di NTB. Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Sumbawa menjadi daerah dengan jumlah desa miskin ekstrem terbanyak. Beberapa desa di Lombok Barat dan Lombok Utara juga mencatat angka yang signifikan.
Contoh desa dengan jumlah individu miskin tinggi antara lain Batu Putih (Sekotong, Lombok Barat) dengan 1.054 individu, Buwun Mas (Sekotong, Lombok Barat) dengan 3.040 individu, serta Batujai (Praya Barat, Lombok Tengah) dengan 672 individu miskin.
b. Profil Demografi
Dari total populasi desa-desa miskin ekstrem tersebut, rasio laki-laki dan perempuan relatif seimbang, menunjukkan bahwa kemiskinan ekstrem di NTB merupakan persoalan struktural yang tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Rata-rata jumlah penduduk per desa sekitar 8.000β10.000 jiwa dengan jumlah rumah tangga miskin ekstrem antara 100 hingga 400 KK per desa.
c. Keterkaitan dengan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah Provinsi NTB melalui program βNTB Sejahteraβ dan dukungan inisiatif Program SKALA (Sinergi dan Kolaborasi untuk Akselerasi Layanan Dasar) telah menempatkan penanganan kemiskinan ekstrem sebagai salah satu prioritas pembangunan desa. SKALA mendorong integrasi data sosial ekonomi berbasis desa untuk memetakan keluarga miskin secara lebih akurat, serta membantu pemerintah daerah menyusun intervensi yang tepat sasaran.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mempercepat pencapaian target penghapusan kemiskinan ekstrem 0% pada tahun 2026 sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah pusat. Pendekatan yang digunakan meliputi:
- Integrasi Data: Penyelarasan antara data P3KE, DTKS, dan data lokal desa melalui dashboard SKALA.
- Fokus Wilayah Prioritas: Intervensi berbasis klaster wilayah miskin ekstrem (Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa, dan Lombok Barat).
- Peningkatan Kapasitas Desa: Penguatan tata kelola dan partisipasi masyarakat melalui pelatihan dan digitalisasi data desa.
d. Tantangan dan Arah Kebijakan ke Depan
Meskipun data dan intervensi mulai membaik, tantangan masih meliputi:
- Keterbatasan data real-time dan verifikasi lapangan yang belum sepenuhnya digital.
- Ketergantungan sebagian besar desa terhadap bantuan pusat tanpa penguatan ekonomi lokal berkelanjutan.
- Masih lemahnya koordinasi antar lembaga desa dan kabupaten dalam pemanfaatan data SKALA dan OpenSID.
Dengan dukungan data digital desa yang semakin kuat melalui Pantau Desa Smart, serta sinkronisasi kebijakan melalui SKALA NTB, langkah menuju Desa Tanpa Kemiskinan Ekstrem semakin realistis. Digitalisasi tata kelola desa bukan hanya alat bantu administrasi, tetapi menjadi fondasi penting dalam perencanaan pembangunan yang adil, transparan, dan berbasis bukti.